Artikel berikut ini adalah resume dari kulwap (kuliah via Whatsapp) yang diadakan oleh Elhana Learning Centre bersama dengan agen Elhana (catatan ini dibuat saat saya masih menjadi agen Elhana).
TEMA : MENGENALKAN EMOSI PADA ANAK
Waktu Pelaksanaan : 28 Januari – 2 Februari 2018
Narasumber : Innu Virgiani, M.Psi., Psi.
Moderator : Dennisa Icha
Jumlah Peserta : 137 orang, left 4
MATERI 1 : Mengenal Tahapan Perkembangan Emosi dan Stimulasinya
Oleh : Innu Virgiani, M.Psi., Psi.
A. Definisi Emosi:
Perasaan dan pikiran yang khas, keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak (Goleman, 2002).
➡ Pada dasarnya: dorongan untuk bertindak.
➡ Reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu
Contoh:
- Stimulus/ Rangsangan: Mendapat hadiah dari suami
- Perasaan dan pikiran: Merasa Senang, berpikir suami sangat sayang.
- Fisiologi: jantung sedikit berdebar
- Reaksi/ respon: Mendorong perubahan suasana hati istri yang sedang kesal suami pulang terlambat.
- Tindakan: memeluk suami
B. Perkembangan Emosi Pada Anak
- Bayi – 18 bulan: perlu merasa aman sehingga dapat berkembang menjadi anak yang percaya pada lingkungannya dan percaya diri.
Stimulasi: rajin mengajak anak mengobrol, menggendong, bermain sesuai usianya, membaca buku, bersosialisasi/ bertemu orang lain, tidak membiarkan anak menangis terlalu lama, dll. - Usia 3-4 minggu: bayi sudah mulai dapat tersenyum.
- Usia 4 bulan: bayi mulai dapat mengekspresikan berbagai emosi (perbanyak mengobrol, bercerita, dan membacakan buku).
- Usia 1,5 – 3 tahun: Anak belajar benar-salah dalam mewujudkan keinginan, mulai mencoba-coba batasan yang diberikan lingkungan dengan beragam perilakunya dan mempelajari sebab akibat atas perilaku tersebut.
- Usia 2 tahun: anak belajar menghubungkan ekspresi wajah seseorang dengan emosi. Sehingga tugas Orang tua sejak anak masih bayi adalah menerjemahkan ekspresi wajah dengan verbal agar anak paham.
Contoh: Ketika orang tua cemberut, orang mengatakan pada anak bahwa saat itu orang tua sedang merasa kesal karena … (sesuatu yang membuat kesal).
Catatan: tidak perlu marah pada anak di bawah 2 tahun ketika ortu cemberut karena merasa marah pada anak, anak malah cengar cengir karena anak belum paham.
Stimulasi: kenalkan beragam emosi yang dirasakan anak melalui kegiatan bercerita, membaca buku, dlsb. - Usia 3-5 tahun: anak sudah punya Inisiatif dan keinginan sendiri, mulai belajar berteman, bergurau, melucu.
Stimulasi: beri kesempatan pada anak mengungkapkan dan mengekspresikan diri dan keinginannya, jangan selalu memberi perintah pada anak, beri kesempatan anak bersosialisasi tentunya dengan pengawasan, beri pujian atas perilaku baik anak. - Usia 5-6 tahun: Anak lebih mulai paham tentang kaidah dan aturan, konsep adil dan rahasia.
- Usia 7-8 tahun: Anak mulai lebih paham tentang rasa malu, bangga, merasa bersalah, sadar tentang perasaan dirinya sendiri dan orang lain.
- Usia 9-10 tahun: Anak lebih mampu mengatur emosi dalam situasi sosial, paham distress emosional orang lain.
- Usia 11-12 tahun: norma, nilai, bertambah dan mulai fleksibel.
Contoh: Anak tidak lagi bertanya di tempat umum mengapa orang tersebut (perempuan) tidak berjilbab? (Karena di rumah diajarkan bahwa perempuan mengenakan jilbab jika keluar rumah).
C. Fungsi Emosi Pada Anak:
- Bentuk komunikasi
Contoh: anak yang belum bisa bicara, menangis ketika merasa takut saat tidak melihat ibunya. - Mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya
Misalnya: anak yang merasa aman dan nyaman karena diperhatikan orang tuanya dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan. - Mempengaruhi iklim psikologis lingkungan
Contoh: anak yang menangis terus menerus dapat membuat ibu stres, ayah stres juga, dan rumah terasa tidak nyaman. - Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan
Contoh: Anak yang terbiasa mendapat keinginannya ketika tantrum akan mempertahankan tantrum setiap tidak terpenuhi apa yang ia mau. - Ketegangan emosi yang di miliki anak dapat menghambat aktivitas motorik dan mental anak.
Contoh: anak yang cenderung diabaikan akan cenderung penakut dan tidak berani mencoba sesuatu.
D. Kebutuhan Emosi Anak Pada Orang Tua
- ingin dicintai,
- ingin dihargai,
- rasa aman,
- merasa kompeten
- mengoptimalkan kompetensinya
E. Fokus Pembelajaran Emosi Untuk Anak
- Anak dapat mengekspresikan emosinya dengan baik dan tanpa merugikan orang lain
- Anak dapat mulai belajar menyalurkan dan mengendalikan emosi yang dirasakan dengan tepat
F. Cara Mengajarkan Emosi Pada Anak
- Terima Perasaan Anak
- Kenalkan nama emosi: senang, sedih, marah, takut, cemas, kesepian, cemburu, dll.
- Namakan perasaan anak ketika menghadapi peristiwa tertentu
- Bantu anak memahami kondisi/ masalahnya
🔑Kunci: Orang tua dapat BEREMPATI agar anak belajar EMPATI
G. Ciri dan Tanda Emosi Negatif Pada Dewasa
Emosi labil :
tergesa-gesa,
bernafsu,
sentimental,
mudah tergugah,
khawatir dan bimbang,
mudah tertekan oleh kehidupan,
mudah terkena hal-hal negatif dan positif,
sering dipengaruhi tragedi dan kesenangan,
sulit berupaya mengatasi peristiwa-peristiwa tidak biasa dalam hidup.
H. 3 Tingkat Emosi
1) Emosi stabil : cenderung percaya diri, cermat, kukuh, mampu menjaga pikiran walaupun dalam keadaan kritis/ di saat orang-orang di sekitarnya kehilangan kendali.
2) Emosi stabil rata-rata : cenderung memiliki keseimbangan yang baik, sabar, tidak memihak, berkepala dingin, mampu mengendalikan rasa khawatir dan walau kadangkala tidak begitu.
3) Emosi labil : tergesa-gesa, bernafsu, sentimental, mudah tergugah, khawatir dan bimbang, mudah tertekan oleh kehidupan.
I. Cara Mengendalikan Emosi
1) Penilaian Emosi
Menyadari emosi negatif yang dirasakan ➡ identifikasi dan interpretasikan emosi yang dirasakan ➡ menyikapi emosi yang muncul dengan perilaku yang tepat.
🔑Temukan pola sebab-akibat yang membuat emosi sulit dikendalikan pada anak (juga diri sendiri) seperti capek, mengantuk, lapar, PMS, rumah berantakan, akan ada tamu, dll ❌HINDARI/ KURANGI❌
2) Pengaturan Emosi dengan LATIHAN menyalurkan emosi dengan tepat dan RELAKSASI.
Relaksasi pernafasan
Bercermin
Mengubah posisi tubuh
Dzikir, dll
Mengungkapkan emosi dengan kata-kata baik atau diam atau bentuk lainnya.
Bercerita
Olahraga
Bersosialisasi untuk menemukan SKEMA positif baru dalam penyelesaian masalah
Menyembuhkan inner child/ pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan/ trauma/ penyelesaian masalah yang kurang tepat.
Leave a Reply