Semua orang hampir bisa dipastikan pernah mengalami apa yang disebut rasa cemas, gelisah, khawatir, dan panik. Rasa cemas adalah bagian dari emosi normal manusia. Anak-anak cemas saat di hari pertama mereka harus pergi sekolah, di kemudian hari ia cemas karena harus menghadapi ujian, orang dewasa cemas saat menanti hari pernikahannya, atau cemas saat harus membuat sebuah keputusan penting, dsb.
Tapi, rasa cemas ternyata bisa menjadi gangguan yang sangat parah dan melelahkan dalam kondisi tertentu. Ini bukan lagi rasa cemas yang normal. Gangguan ini sering disebut Anxiety Disorders dalam istilah psikologinya.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan anxiety disorders itu? Bagaimana gejalanya? Dan bagaimana mengatasinya?
Anxiety disorders adalah sebuah penyakit mental yang serius. Orang dengan gangguan ini biasanya memiliki rasa cemas yang besar dan berlebihan, dan sering kali rasa cemas ini melumpuhkannya.
Beberapa jenis anxiety disorders yang bisa kita jumpai adalah:
Panic disorders. Orang-orang dengan gangguan kepanikan ini biasanya sering merasa diteror secara tiba-tiba dan terjadi berulang kali. Mereka sering kali mudah berkeringat, merasakan sakit di dada, palpitasi (detak jantung tidak teratur), dan perasaan tersedak, yang dapat membuat seseorang merasa seperti sedang mengalami serangan jantung.
Obsessive-Compulsive Disorders (OCD). Orang-orang yang mengalami OCD ini biasanya memiliki gangguan pikiran yang konstan dan ketakutan-ketakutan tertentu akan sesuatu secara berlebihan sehingga mendorongnya untuk melakukan ritual atau rutinitas tertentu. Misalnya, orang yang takut pada kuman secara berlebihan sering kali berpikiran bahwa ada banyak kuman di sekelilingnya, sehingga setiap kali ia menyentuh sesuatu, ia harus segera mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan.
Post-traumatic stress disorder (PTSD). Orang dengan gangguan PTSD ini biasanya pernah mengalami trauma atau peristiwa yang sangat mengerikan seperti pelecehan seksual atau fisik, kematian tak terduga orang yang dicintai, atau bencana alam. Orang dengan PTSD sering memiliki pikiran dan kenangan yang abadi dan cenderung menakutkan terhadap kejadian tersebut. Biasanya, mereka cenderung mati rasa secara emosional.
Social anxiety disorders. Sering disebut juga sebagai fobia sosial, yakni kecemasan berlebihan seseorang terhadap lingkungan sosialnya. Orang-orang dengan gangguan ini biasanya takut dengan penilaian orang lain, takut diejek, takut tidak diterima oleh teman-temannya, dsb.
Spesific phobias. Biasanya, orang-orang dengan gangguan ini memiliki ketakutan-ketakutan terhadap hal-hal tertentu. Seperti takut ketinggian, takut darah, takut ular, takut terbang, dsb.
Generalized anxiety disorder. Gangguan ini melibatkan rasa khawatir yang berlebihan, sering kali tidak realistis, meski tidak ada hal-hal yang memprovokasi ketakutan tersebut. Orang-orang demikian sering kali mengalami halusinasi.
Gejala umum anxiety disorders:
- Kepanikan/kecemasan yang berlebihan
- Tidak terkendali, cenderung obsesif terhadap sesuatu
- Sering mengalami kilas balik dari pengalaman trauma
- Sering dihantui mimpi buruk
- Memiliki perilaku ritual yang aneh, misalnya sering mencuci tangan berkali-kali
- Sering berkeringat dingin
- Sesak napas
- Palpitasi (detak jantung tidak teratur)
- Tidak bisa tenang atau diam
- Sering mengalami ketegangan otot
- Mual, pusing, dan sering kesemutan
Apa penyebabnya??
Gangguan kecemasan ini merupakan salah satu bentuk dari penyakit mental. Penyebabnya bisa apa saja, seperti ketidakseimbangan kimia dalam tubuh, perubahan struktur otak, stres lingkungan, trauma dan phobia, dsb.
Diagnosa penyakit mental ini hanya bisa dilakukan oleh dokter ahli. Tidak setiap orang bisa langsung menilai bahwa orang dengan gejala-gejala yang telah disbeutkan tadi berarti mengalami anxiety disorders ini. Dokter membutuhkan riset dan observasi terhadap perilaku pasien.
Bagaimana cara mengatasinya?
Gangguan kecemasan ini bisa diatasi dengan pengobatan, seperti pemberian anti depresan. Atau juga dengan psikoterapi, terapi perilaku, terapi relaksasi, atau bahkan diet. Biasanya para ahli membantu pasiennya untuk berbicara dan menemukan cara-cara untuk menangani gangguan ini.
- Memperbanyak istighfar dan memperbaiki kualitas ibadah Anda
- Datang ke psikolog terdekat untuk berkonsultasi dan segera mendapatkan penanganan. Jangan ragu untuk bertanya kepada ahlinya.
Ada keluarga dan teman-teman terdekat Anda. Anda bisa bercerita dan meminta pertolongan pertama pada mereka ketika tiba-tiba kecemasan itu melanda Anda. Ada banyak komunitas untuk saling berbagi di media sosial. Anda bisa belajar dari pengalaman orang-orang yang telah berhasil mengatasi kecemasan mereka.
Namun, kuncinya ada pada diri Anda sendiri. Anda ingin kehidupan yang lebih baik, atau tetap bergumul dengan perasaan cemas dan was-was, itu kembali pada keputusan Anda.
First published: 24/09/2010
Re-published: 12/02/2023
Slmt siang Bunda Alifa,
Semalam istri saya (istri ke-2, perbedaan usia saya & istri 18 thn lbih tua saya) tiba2 merasa takut akan ditinggalkan oleh saya, saya sempat bingung menghadapinya. Saya tanya apa alasannya dia merasa takut ditinggalkan ? Dia blng ga tau takut aja. Saya trus mencoba meyakini dia bhw saya tdk akan meninggalkan dia selama dia bisa menjadi istri yg baik. tapi dia tetap merasakan takut. krn bingung akhirnya saya tinggalkan dia keluar dr kmr seolah2 saya akan pergi. 5 mnit kemudian saya masuk lg diam2 ke kmr, dan saya dapati dia sedang nangis sesegukan di lantai kmr. Saya peluk dia dan saya angkat ke tmpat tdur, nangisnya mkin menjadi dan smpe dadanya terasa sesak. Sambil saya usap2 kpalanya saya bisikkan di telinganya kalau saya tdk akan prnah meninggalkan dia selama dia bisa menjadi istri yg baik. Pelan2 tangisnya reda dan akhirnya tertidur.
Td pagi dia cerita klo tmn sekantornya kmrn curhat sm dia ttg pacarnya, dia blng klo pacar tmnnya itu sprtinya akan meninggalkan tmnnya secara pelan2 krn merasa tdk siap diajak menikah. Disinyalir cwo tmnnya itu sdh mempunyai cwe lg. Setelah mendengar cerita istri akhirnya saya berfikir mungkin dia terlalu larut dng curhat tmnnya itu sehingga dia merasakan seolah2 itu akan terjadi sama dia.
Yg ingin saya tanyakan apakah ini termasuk dlm kategori phobia ? apa nama phobianya ? Apakah termasuk dlm kategori Athazagoraphobia ? Dan bagaimana cara mengatasinya ? Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Salam, Bapak Arif.
Mengenai phobia, Anda bisa konsultasikan ke psikolog untuk lebih jelasnya ya. In syaa Allah akan dibantu termasuk penanganannya.
Namun, jika saya menggunakan pendapat pribadi, saya pikir itu bukan phobia. Ini lebih kepada kecemasan yang agak berlebih (agak saja), dikarenakan terpengaruh oleh sesuatu sebelumnya. Dalam hal ini cerita temannya. Dan saya pikir, hampir sebagian besar wanita pernah mengalami hal yang semacam ini. Saya pun juga pernah mengalaminya. Ditambah lagi jika sebelumnya sudah ada beban pikiran yang cukup menyita konsentrasi/tenaga, capek yang menumpuk, dll.
Catatan khususnya, selama reaksi dari istri Bapak masih dalam kategori wajar; tidak curiga yang berlebihan yang memicu pertengkaran rumah tangga, (menuduh Anda main di belakangnya -misalnya), tidak melukai diri sendiri, tidak emosi yang sangat hebat, dan hal lain yang membahayakan, maka in syaa Allah, pelukan Anda, pengertian Anda adalah obat yang terbaik bagi istri Anda.
Catatan tambahan lainnya, mungkin klausa : “…jika menjadi istri yang baik…” ini jangan diungkapkan kepada istri di saat istri sedang dalam keadaan demikian atau emosi, Pak. Ketika berbicara dengan wanita, yang mana wanita ini kodratnya “bengkok”, maka perlu cara yang sangaaat halus untuk menanganinya. Anda bisa mengatakan, “Kamu istriku, wanita terbaik yang Tuhan hadirkan untukku, bagaimana aku bisa meninggalkanmu?” atau yang semisal itu. Saya pikir, ini akan jaaauh menenangkan hatinya.
Semoga bermanfaat.
Siang bunda nama saya syifa . Saya mempunyai kawan perempuan usia 25 thun. Dia merasa takut dan cemas ketika setiap ada laki – laki yang ada niat ingin serius (melamar) setiap kali ada laki – laki berniat baik dia ketakutan sampai kefikiran berminggu – minggu. Sampai dia benar – benar pergi membatalkan niatnya. Dia seperti itu sejak kecil. Karena sejak kecil dia selalu mengalami kekerasan ayah tethdap ibunya. Keluarganya kurang harmonis .hingga saat dewasa ini dia tersiksa masih merasa takut untuk berrumah tangga. Dia gadis yang baik, dan dia juga tak pernah dendam terhadap ayahnya melinkan dia sakit hati, kecewa, dan takut. Jadi apa yang harus dia lakukan bunda. Saya s3bagai teman tidak tega kehidupannya seperti itu.
Hai, Mba Syifa.
Saya bukan pakar. Namun seutuhnya saya bisa memahami apa yang dirasakan oleh sahabat Mba Syifa, karena saya pernah berada dalam posisi tersebut. Ketakutan dan trauma jika hal tersebut terjadi pada diri sendiri, dan itu menyiksa.
Jika sharing antar teman dekat atau keluarga belum berhasil, saya sarankan untuk ke psikolog. Psikolog ahli punya cara-cara yang cukup jitu untuk menangani masalah traumatik seperti ini. In syaa Allah akan terbantu sekali.
hai puan,
saya ada tunang yang mengalami penyakit anxiety disorder..
saya nak tanya ada ke peluang untuk tunang saya sembuh?, ada ke org yang telah sembuh setelah mengalami penyakit ini jika ada boleh saya tahu cara rawatan nya.