Terkadang, ada saat dimana mau tidak mau kita terpaksa meninggalkan anak sendirian di rumah. Entah itu saat hujan lebat sementara kita harus membeli sesuatu yang urgen, atau belanja ke warung sementara ia masih tertidur lelap, dan kejadian-kejadian tak terduga lainnya.
Saya pikir, merasa khawatir ketika pertama kali meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan itu wajar. Tetapi setelah beberapa kali pengalaman, kita dapat merasa lebih siap dan percaya diri dengan beberapa perencanaan dan beberapa uji coba. Tak jarang, ditinggal di rumah sendiri juga dapat menjadi pengalaman positif bagi anak-anak, memberi mereka rasa percaya diri dan kemandirian.
Usia dan Kesiapan Anak
Meninggalkan anak usia 5 tahun ke bawah sendirian di rumah jelas bukan suatu tindakan yang bijak. Karena sudah pasti bahwa seorang anak berusia 5 tahun (apalagi di bawah itu) tidak dapat melakukan banyak hal sendirian. Bagaimana jika ia ingin makan? Bagaimana jika ia memerlukan sesuatu dari tempat yang tinggi? Bagaimana jika sesuatu menahan kita lebih lama di luar sementara tidak ada seorang pun berada di dekatnya? Bahkan jika hanya ingin sebentar keluar pun, saya pikir akan lebih bijak untuk membawanya serta.
Sementara itu, kebanyakan anak usia 13 tahun sudah dapat ditinggal sendirian. Mereka cenderung sudah mandiri, sudah memahami instruksi dan cukup tahu apa yang harus dilakukan ketika orangtua tidak ada di rumah.
Tapi bagaimana dengan anak-anak yang berada dalam usia pertengahan, yaitu usia 6-10 tahun? Cukup sulit untuk mengetahui kapan anak-anak ini siap untuk sendirian di rumah. Itu tergantung pada penilaian kita tentang kesiapan mereka.
Terkadang, kita menilai mereka belum siap. Tetapi anak-anak ini sering bersikeras bahwa mereka akan baik-baik saja jauh sebelum orangtua merasa nyaman meninggalkannya. Sebaliknya, ada anak-anak yang lebih tua yang justru tampak takut bahkan ketika kita cukup yakin bahwa mereka akan baik-baik saja.
Secara umum, bukanlah ide yang baik untuk meninggalkan anak-anak di bawah usia 10 tahun di rumah sendirian. Setiap anak berbeda, tetapi pada usia itu, kebanyakan anak tidak memiliki kematangan dan keterampilan untuk menanggapi keadaan darurat jika mereka sendirian.
Lingkungan Sekitar
Pikirkan juga tentang lingkungan dimana Anda tinggal saat ini. Apakah ada tetangga terdekat yang Anda kenal dan Anda percayai untuk membantu anak Anda dalam keadaan darurat? Ataukah kebanyakan mereka orang asing yang Anda tidak mengenal mereka? Apakah Anda tinggal di dekat jalan raya yang ramai lalu lintas? Atau apakah itu daerah yang sepi dan jarang penduduk? Apakah ada banyak kejahatan di dekat lingkungan Anda?
Hal-hal tersebut sangat patut untuk dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan untuk meninggalkan anak sendirian di rumah.
Kesigapan Anak menghadapi Situasi Darurat
Penting juga untuk mempertimbangkan bagaimana anak-anak Anda menangani berbagai situasi yang akan muncul. Apakah ia sudah dapat diberikan tanggung jawab dengan hal-hal seperti PR, tugas rumah yang ringan, cara mengunci dan membuka pintu, petunjuk-petunjuk khusus mengenai barang-barang elektronik atau perlengkapan dapur di rumah, dan semacamnya?
Apakah anak Anda sudah menghafal nomor ponsel Anda dan juga suami Anda? Tahukah ia bagaimana menghubungi Anda di saat darurat?
Apakah anak Anda sudah mengetahui caranya menghadapi orang asing? Tahukah ia apa yang harus ia lakukan ketika ada orang asing yang berperilaku mencurigakan?
Jika kesigapan ini sudah anak-anak miliki, maka kemungkinan besar mereka telah cukup bisa untuk ditinggal di rumah sendirian. Dengan catatan, ditinggal dalam tempo waktu yang tidak terlalu lama, ya.
Leave a Reply