Bermain adalah bagian dari dunia anak-anak. Setiap orangtua, tentu pernah membelikan atau memberikan mainan untuk mereka. Tapi, apakah setiap mainan mengandung unsur pembelajaran bagi mereka? Tidak juga. Ada permainan-permainan yang justru tidak mendidik dan hanya menyia-nyiakan waktu. Untuk itulah, orangtua perlu membuat siasat, bagaimana agar acara bermain menjadi ajang belajar sekaligus.
Menyusun balok. Kalau biasanya, kita membiarkan anak-anak bermain balok begitu saja, kali ini cobalah untuk mengarahkannya untuk sambil belajar berhitung dan mengasah imajinasinya. Misalnya, “ayo buat rumah dari sepuluh balok” atau “tolong buatkan Bunda toko untuk belanja” atau “buatkan tempat parkir untuk mobil ayah, ya”, dsb. Anda bisa mengkombinasinya dengan banyak hal. Sambil mengenalkannya pada kosakata baru dan jumlah-jumlah sederhana.
Kantong ajaib. Siapkan sebuah kantong kain yang gelap warnanya. Lalu, masukkan berbagai benda-benda kecil di dalamnya. Setelah itu, mintalah si kecil memasukkan tangannya dan menyentuh sebuah benda. Biarkan ia menebak benda apakah itu. Setelah ia menebak, tanyakan padanya, apakah benda itu halus atau kasar, besar atau kecil, panas atau dingin, dsb.
Shake and listen. Siapkan beberapa kantong plastik yang agak tebal, lalu isi masing-masing plastik dengan biji-bijian, beras, pasir, air, kerikil, dsb. Jangan penuh-penuh, biarkan ada ruang untuk udara di dalamnya. Ikat dengan tali. Lalu, mintalah si kecil untuk mengocok plastik tersebut dan mendengarkan bagaimana bunyi yang ditimbulkan benda-benda di dalam plastik tersebut. Bisa juga menggunakan botol-botol kecil seperti botol bekas minuman yoghurt dan diisi dengan berbagai macam biji-bijian dengan volume yang berbeda.
Stempel. Siapkan cat air atau tinta dalam tatakan busa. Lalu buat cetakan-cetakan timbul dari potongan kentang, wortel, batang pisang, atau gabus. Beri masing-masing anak satu kertas karton yang agak tebal. Lalu, biarkan mereka berkreasi dengan stempel mereka masing-masing.
Leave a Reply