Banyak orang bertanya pada saya, apa yang membuat Alifa, putri saya, cepat bicara dan memiliki banyak perbendaharaan kata di usianya yang baru 3 tahun. Mereka heran melihat Alifa banyak memiliki kosakata yang anak umur 6 tahun saja banyak yang belum tahu, plus perbendaharaan kosakata bahasa Inggris dan Arab yang juga sering ia ucapkan. Saya selalu menjawab, karena membaca. Ya, membaca!
Sejak Alifa bayi saya banyak membacakan buku untuknya, terutama sebelum tidur dan saat membujuknya berhenti menangis. Awal-awal ketika membelikan buku, Alifa memang merobeknya juga, tapi setelah usia 21 bulan, Alifa tidak lagi merobek atau merusak buku. Di usia 22 bulan, semua huruf alfabet sudah dia kenal dan dapat diucapkan dengan benar termasuk pengucapan huruf “r”, baik itu bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Jadi, ia melewati masa cadel sangat sebentar. Alhamdulillah…
Bagi saya, membaca adalah kesenangan yang harus saya wariskan untuk anak-anak saya. Membaca berarti kita membuka jendela dunia seluas-luasnya untuk menerima ilmu dan wawasan. Dan membaca adalah sebuah awal dari terbentuknya kecakapan berbicara, kemampuan menyimak dan mendengar, daya ingat visual, dan berpikir kritis dari seorang anak.
Dengan membaca, anak-anak mendapatkan banyak kosakata baru dan pemahaman tentang kata-kata tersebut, termasuk bahasa asing. Membaca juga melatih konsentrasi dan belajar untuk fokus pada suatu hal, sebuah bekal untuk tahapan belajar setelah tiba masanya nanti. Dan membaca juga membantu mengembangkan imajinasi seorang anak dan memberikan rangsangan untuk terus berpikir, bahkan setelah buku yang dibaca tersebut ditutup dan dikembalikan ke raknya.
Dan dalam keluarga kami, membaca adalah kegiatan yang menyatukan kami semua dalam kehangatan dan kekompakan.
Lalu bagaimana caranya untuk bisa menumbuhkan semangat membaca pada anak dan membuat mereka mencintai membaca selamanya ?
1. Luangkan waktu khusus. Membeli buku jika hanya dijadikan pajangan di rak buku tentunya bukanlah hal yang bermanfaat. Dan buku hanya akan menjadi lapuk karena usia dan rayap. Membeli buku berarti kita harus siap mengenalkan dan membacakan isi buku tersebut pada anak. Jadi, luangkan waktu khusus untuk membacakan buku dan jadikan itu sebagai suatu rutinitas harian. Misalnya, membaca buku ketika hendak tidur, atau sambil menyuapi makan. Selain waktu khusus ini, tak ada salahnya jika kita membacakan buku favoritnya sambil menunggu antrian di apotik, di stasiun, atau saat menunggu masakan matang. Ini membantu mengajarkan si kecil untuk berlatih sabar dan meredam perilaku-perilaku yang kurang baik.
2. Keteladanan yang cinta buku. Jangan harap anak kita senang membaca jika kita sendiri tidak memberi contoh senang membaca dan lebih senang berkutat dengan facebook. Tunjukkan kesenangan Anda membaca dan memperlihatkannya dengan membaca koran, majalah, dan buku lain yang Anda senangi.
3. Tambah bukunya dalam periode tertentu. Jadwalkan membeli buku dalam periode tertentu. Tak harus selalu baru kok. Buku-buku obral atau buku bekas juga masih banyak yang layak untuk jadi pilihan. Menyisihkan uang belanja untuk membeli buku lebih bermanfaat daripada menghamburkan uang untuk shopping fashion yang sebenarnya belum menjadi kebutuhan utama. Jika kita saja selalu bisa “menyisihkan” uang untuk belanja dompet baru, tas baru, sepatu baru, dan baju baru setiap bulannya, maka seharusnya menyisihkan uang untuk belanja buku juga bukan hal yang sulit. Ajak juga si kecil untuk menabung untuk bisa membeli buku baru yang diidam-idamkannya.
4. Buat kegiatan membaca jadi lebih menarik dan seru. Setiap kali saya membacakan buku, saya selalu merubah suara dan memberikan perbedaan suara antara tokoh yang satu dengan yang lainnya. Tak jarang saya juga menggunakan boneka tangan dan mengajak Alifa berinteraksi dengan boneka tangan itu. Perubahan suara dan intonasi sering kali membuat balita tertarik dan lebih mudah menyimak cerita yang dibacakan.
5. Jangan bosan. Ketika membaca buku sudah menjadi kesenangan seorang anak, maka ia akan sering dan selalu meminta dibacakan buku dalam banyak kesempatan. Karena anak-anak belajar dengan pengulangan, dan jangan heran bila kemudian si kecil bisa “membaca” isi buku tersebut sama persis seperti yang Anda bacakan bahkan meski sesungguhnya ia belum bisa membaca kata perkatanya!
Leave a Reply