Rasa-rasanya, hampir semua orang tua pernah memiliki keluhan yang sama: anakku tidak fokus belajar! Di tingkatan apapun seorang anak, orang tua pasti pernah menghadapi anak-anak yang kehilangan fokus dan konsentrasi mereka dalam belajar, baik itu di sekolah maupun di rumah. Entah itu saat memperhatikan guru di kelas, atau mengerjakan PR di rumah.
Bagaimana membantu anak mengatasinya?
Pertama, membuat daftar tugas. Cara ini saya gunakan kepada si sulung Alifa agar ia lebih fokus belajar saat di rumah. Saya menyediakan satu notes kecil yang harus ia gunakan untuk mencatat setiap tugas rumah yang diberikan oleh gurunya. Notes ini harus selalu kami periksa setiap hari setelah ia sampai di rumah. Karena mengandalkan ingatan Fafa yang pelupa ini benar-benar membuat saya frustrasi. Heu.
Di notes kecil itu Fafa menyusun daftar tugasnya. Jadi, ketika waktunya belajar, kami memeriksanya bersama dan kemudian menentukan tugas mana yang lebih dulu harus dikerjakan.
Kedua, memulai dari tugas yang paling mudah dan paling disukainya. Fafa paling merasa berat dengan pelajaran matematika akhir-akhir ini. Jadi, kami seringkali meletakkan pengerjaan tugas matematika di akhir. Kami dahulukan tugas-tugas yang disukainya sehingga waktu pengerjaannya bisa lebih singkat. Setiap akan berganti subjek, selalu kami beri jeda agar Fafa bisa beristirahat. Entah itu kembali larut dengan novelnya atau camilannya.
Ketiga, melatihnya belajar menghadapi gangguan atau distraksi. Memiliki anak lebih dari satu tentu saja itu tantangan yang besar. Entah kakak mengganggu konsentrasi adik atau adik yang mengganggu konsentrasi kakak. Atau teralihkan oleh hal lain-lainnya. Di keluarga kami, hal ini sering kali terjadi. Entah berakhir dengan kakak menjerit marah karena merasa terganggu, atau menangis.
Tetapi, saya tidak bisa membiarkan mereka terus menerus seperti itu. Hadapi. Anak-anak harus belajar untuk saling menghargai keberadaan satu sama lain. Dan karena mereka tidak akan selamanya hidup dengan ketenangan. Pasti akan ada waktu dimana mereka harus bisa berkonsentrasi di tengah hingar bingar atau hiruk pikuk sekitar.
Sampai saat ini, kami masih berproses. Terkadang saya memintanya untuk menarik napas dalam-dalam dan kemudian kembali pada tugas. Terkadang saya memintanya untuk tidak melihat ke kanan dan ke kiri, tetapi melihat apa yang ada di hadapannya.
Keempat, khusus untuk di sekolah, saya bekerja sama dengan guru wali kelas untuk menempatkan Fafa di dekat anak yang kalem. Pengalaman mendudukkan Fafa bersama dengan anak-anak yang sama ceriwisnya membuat Fafa seringkali tidak menyelesaikan tugas dan sama sekali tidak berkonsentrasi. Akhirnya, saya meminta dengan sangat agar Fafa didudukkan dekat anak-anak yang kalem.
Kelima, yang tidak kalah penting adalah menetapkan waktu belajar. Aturan di rumah harus ditegakkan dan ditegaskan. Apalagi Fafa sekolah fullday, maka istirahat yang cukup sangatlah ia butuhkan agar selalu fit keesokan harinya. Misal, pulang sekolah kami berikan jeda untuknya beristirahat, makan, main sebentar, dan mandi. Setelah mandi sore, badan sudah segar, kami ajak mengerjakan tugas rumah jika ada. Atau menghafal. Selepas isya, kami mendisiplinkan diri untuk tidak pergi-pergi keluar rumah lagi, sehingga anak-anak bisa langsung tidur, atau maksimal jam 8 malam mereka sudah masuk kamar dan bersiap tidur.
Keenam, selalu mendampingi. Barangkali benar, anak-anak jaman sekarang jauh lebih sulit untuk berkonsentrasi ketimbang jaman kita dulu. Jika dulu penghancur konsentrasi kita adalah seruan teman untuk main bersama di sawah, kebun, atau lapangan, maka anak jaman sekarang dihancurkan konsentrasinya oleh benda mati yang bisa dinyalakan: gadget! Jadi, penting bagi orang tua untuk selalu ikut duduk di samping anak, mendampingi dan membantunya untuk tetap fokus dengan tugasnya. Saat mendampingi pun, sebaiknya juga orang tua tidak sambil memainkan gadget, ya!
Leave a Reply