Kotak P3K beserta isinya barangkali menjadi benda wajib yang harus ada di setiap rumah tangga. Kotak P3K ini umumnya berisi obat-obatan dan perlengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) seperti betadine, kasa steril, plester, kapas, perban, alkohol, dan lain-lain. Tetapi, selain kotak P3K, ada beberapa alat kesehatan dasar yang juga perlu ada di rumah. Mengapa perlu? Karena alat-alat kesehatan ini akan sangat dibutuhkan ketika harus menghadapi kondisi darurat, seperti pada saat penyakit bawaan yang kambuh sewaktu-waktu sehingga membutuhkan pertolongan pertama secara cepat dan tepat.
Nah, kali ini, saya akan sharing alat-alat kesehatan dasar apa saja yang kami sediakan di rumah sebagai langkah antisipasi menghadapi kondisi darurat.
Termometer. Termometer ini wajib ada di setiap rumah tangga, terutama jika memiliki anak kecil. Sebagai alat pengukur suhu tubuh, alat ini sangat penting untuk dimiliki untuk memantau suhu tubuh saat terserang demam dan flu. Termometer kini ragamnya banyak. Ada termometer digital untuk dipakai di bawah lengan atau mulut, ada juga termometer dot untuk bayi, ada termometer telinga dengan infra red, serta termometer kening yang pemakaiannya cukup diarahkan ke kening dengan jarak dekat.
Timbangan badan. Barangkali mungkin bagi sebagian besar orang, alat ukur berat badan ini sepele, tidak terlalu penting keberadaannya. Tapi, bagi kami, alat ini cukup penting. Terutama untuk memantau berat badan anak-anak yang sering kali belum ideal karena kurang dan juga saya yang belum ideal karena kelebihan. Sehingga timbangan badan ini kami gunakan untuk mengukur, apakah sudah ideal atau belum. Walaupun memang, bagi saya, timbangan badan ini cukup “menyeramkan”. Karena setiap kali menaikinya, pasti langsung menjerit, “oh, tidaaaaak!”. Hehehe.
Nebulizer. Ini alat yang penting sekali dan wajib ada di rumah kami. Kebetulan, saya memiliki riwayat asma yang dapat sewaktu-waktu kambuh terutama jika cuaca sangat dingin, kecapekan, atau karena debu. Sebelum memiliki alat ini, setiap kali kambuh, saya harus minum obat oral yang mana reaksinya membutuhkan waktu lebih lama. Saya bahkan sering kali tidak bisa tidur dan terjaga hingga pagi karena sesak napas. Nah, keberadaan alat ini berfungsi untuk menyalurkan obat melalui saluran pernapasan dengan cara menghirup uapnya. Reaksinya cepat dirasakan, dan saya bisa tidur setelah menggunakan alat ini. Alat nebulizer pertama yang saya gunakan adalah merk OMRON NE-C28. Alatnya lumayan besar dan suaranya cukup berisik, meskipun fungsinya bagus. Faza agak takut dengan bunyi alat ini. Kemudian, saya ganti menggunakan OMRON NE-C803 yang lebih kecil. Seri ini lebih ringan, tetapi suaranya lebih halus dan kapasitas obatnya lebih banyak dibandingkan seri sebelumnya.
Tungku aroma terapi atau diffuser. Sebelum memiliki tungku aroma terapi dan alat diffuser, setiap kali anak-anak pilek dan mengalami hidung tersumbat, saya menggunakan panci air panas yang saya tetesi dengan minyak kayu putih dan diletakkan di dekat anak-anak tidur. Cara ini meski sederhana, tetap membutuhkan pergantian air berkali-kali. Kemudian saya beralih ke tungku aroma terapi listrik untuk penguapan. Tungku aroma terapi ini juga saya gunakan untuk menguapi minyak kayu putih untuk melegakan pernapasan mereka. Setelah alatnya rusak, saya kemudian berganti menggunakan diffuser khusus untuk essential oil.
Leave a Reply