TOILET TRAINING : DI KAMAR MANDI YA, NAK?

Salah satu pengalaman yang paling menantang bagi orangtua dalam melatih kemandirian anak adalah pada saat toilet training. Ini cukup sulit, mengingat anak sering kali merasa takut ke kamar mandi sendiri, atau bahkan malas. Dan kadang, anak-anak merasa tertekan dengan keharusan pergi ke kamar mandi.

Namun, ke kamar mandi sendiri dan mampu mandiri mengurus diri sendiri dalam hal ini sangat penting bagi anak-anak. Tentunya mereka tidak bisa terus menerus mengandalkan orangtua atau pengasuh untuk selalu mengurusnya, bukan? Mereka juga harus pergi ke sekolah sendiri, dimana tidak ada Anda disana.

Memang, toilet training sangat membutuhkan kesabaran kita sebagai orangtua. Terlebih jika menghadapi anak-anak yang sulit. Namun, satu hal yang pasti; bahwa anak-anak berbeda, kemampuannya terhadap segala sesuatu tidak sama satu dengan yang lainnya.

Toilet training bisa menjadi saat yang paling menjengkelkan bagi anak. Namun, tidak perlu ada airmata dan marah-marah untuk memulainya. Santai dan sabar. Untuk “memindahkan” anak dari popoknya ke toilet yang sebenarnya memang membutuhkan waktu dan kesabaran.

Anda dapat memulai toilet training pada anak-anak di atas usia 18 bulan. Atau biasanya para ibu mulai “memandirikan” anaknya saat mereka memasuki usia 3 tahun. Mengapa? Karena di bawah usia tersebut, anak-anak belum mampu mengontrol dan mengenali dorongan aktivitas kandung kemih atau perut mereka. Tanda-tanda lain untuk melihat kesiapan mereka melakukan toilet training adalah manakala mereka mulai merasa tidak nyaman dan selalu ingin melepas popok mereka.

Nah, jika tanda-tanda kesiapan itu telah dapat Anda baca dari si kecil, maka Anda bisa memulainya dari pispot khusus anak-anak, atau langsung membawanya ke kloset orang dewasa. Anda bisa menggunakan bantuan dudukan atau kursi jika ia mau langsung memulainya di toilet.

Berikut tips untuk memulai toilet training bagi si kecil Anda di rumah:

1. Dorong si kecil dan tumbuhkan kesadaran akan kebutuhannya akan pergi ke toilet saat ingin pipis atau pup.

2. Mulailah untuk mengganti atau melepaskan si kecil dari ketergantungan akan popoknya. Dan ingat, Anda harus konsisten untuk tidak memakaikannya popok lagi.

3. Latihlah si kecil untuk ke kamar mandi setiap 2-3 jam sekali. Atau sesering mungkin jika si kecil banyak minum dan makan. Tanyakan selalu apakah ia ingin ke kamar mandi atau tidak.

4. Pakaikan pakaian atau celana yang gampang dibuka dan dilepas. Sehingga si kecil tidak perlu bersusah payah melepaskannya saat ia terburu-buru ingin pipis atau pup.

5. Bawakan mainan yang ia senangi sambil ia duduk di pispotnya. Anda bisa juga menungguinya pada awal-awal latihan sambil mengajaknya mengobrol untuk menenangkannya.

6. Pastikan anak dapat menjangkau gayung atau ciduk dan dapat mengambil air dari baknya.

7. Gunakan buku-buku atau video yang menunjukkan anak-anak lain pergi ke toilet. Dan jika anak Anda enggan untuk tinggal cukup lama di toilet, cerita atau bahkan TV dapat menjaga mereka di sana sampai mereka telah melakukan apa yang dibutuhkan.

8. Jika anak Anda tidak dapat buang air kecil atau buang air besar setelah 2 sampai 4 menit masuk ke toilet, coba lagi nanti.

9. Selalu bersikap positif. Jangan memarahinya jika ternyata ia belum mampu melakukannya. Dan ingat untuk selalu memberikan pujian dan penghargaan setiap kali ia berhasil melakukannya.

Semoga bermanfaat!

About bunda 426 Articles
Hai! Panggil saya Icha atau Bunda Fafa. Seorang perempuan biasa yang bangga menjadi istri dan ibu rumah tangga, dan ingin terus belajar untuk menjadi luar biasa dengan karya dan dedikasi. Saat ini saya berdomisili di Yogyakarta, bersama dengan suami saya tercinta, Mr. E, dan anak-anak kami, Fafa (2010) dan Faza (2014). Enjoy!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.