Banyak ibu baru yang mengeluh betapa sulitnya menyusui bayi. Termasuk saya. Awal-awal memiliki Alifa, saya merasa begitu sulit menyusuinya, bahkan stress. Padahal, setelah saya banyak membaca dan belajar, saya temukan bahwa menyusui itu mudah. Tinggal bagaimana me-manage waktu dan tenaga, serta membutuhkan sedikit “trik” bila si kecil susah menyusu.
Akan tetapi, umumnya sebagian besar ibu mengalami beberapa “masa sulit” dalam menyusui, seperti misalnya pada saat ibu sakit, saat bayi mulai diberi makanan pendamping, atau saat ibu mulai bekerja kembali. Biasanya pada masa ini produksi ASI akan menurun atau bayi tiba-tiba menolak untuk disusui.
Solusinya?
1. Jangan stress duluan, Bunda. Karena rupanya faktor psikologis ibu sangat berperan dalam produksi ASI. Ketika ibu stress, hormon oksitosin yang mengendalikan dan mengalirkan ASI menjadi berkurang dan tidak bekerja. Akibatnya, ASI akan tertahan di payudara ibu dan tidak bisa mengalir. Rasa kuatir, takut, marah, cemas, atau bahkan malu menyusui dapat membuat hormon oksitosin ini tidak bekerja. Karenanya, bila menyusui, ibu selalu disarankan untuk rileks dan tenang, agar hormon oksitosin bekerja maksimal dan ASI menjadi lancar.
2. Selalu perah ASI. Sempatkan untuk sering-sering memerah ASI. Lebih bagus lagi jika Anda mengeluarkannya dengan tangan dibandingkan dengan breast pump. Tak perlu pusing atau risau dengan berapa jumlah yang Anda dapat. Teruskan saja, insya Allah produksi ASI Anda akan meningkat.
3. Pastikan makanan pendamping ASI untuk bayi Anda cukup tinggi kalori. Berikan kuning telur, ikan, keju, yoghurt, dsb. Jangan melulu bubur instan atau bubur tim yang itu-itu saja. Tapi, buatlah variasi.
4. Konsumsi terus makanan dan suplemen yang dapat meningkatkan jumlah ASI. Misalnya, daun katuk atau sayuran hijau lainnya, buah-buahan, banyak minum air putih, vitamin, susu untuk ibu menyusui, habbatussauda (jintan hitam), madu, sari kurma, dsb.
TESTIMONIAL :
- “Saat menyusui Zulfa, saya jarang sekali makan sayur-sayuran karena tidak sempat memasak. Mau beli masakan di dekat kontrakan, banyak yang tidak cocok. Saya juga tidak suka jamu. Akhirnya saya masak seadanya, yang praktis saja. Tapi saya suka sekali sari kurma. Jadi saya hanya minum tambahan sari kurma dan habbatussauda (jintan hitam). Tapi ASI lancar banget, sampai netes-netes ASInya karena Zulfa suka tidur. 2 tahun full ASI tanpa susu formula. Susu formula baru saya berikan setelah lepas ASI. Zulfa juga gemuk dan jarang sakit.” (Ibu Y – Cikarang)
- “Kalau sari kurma tidak begitu sering, tapi kalau habbatussauda (jintan hitam) bisa dibilang setiap hari saya konsumsi. ASI jadi lancar banget. Dan sepertinya rasa ASInya lebih enak sehingga anak saya menyusunya kuat sekali dan anak saya jarang sekali sakit.” (Ibu F – Jogja)
- “Waktu hamil saya rajin minum sari kurma. Saat melahirkan sampai menyusui saya minum jintan hitam terus. Alhamdulillah, ASI lancar berlimpah.” (Ibu Qm – Jogja)
- “Saya bisa dibilang tidak terlalu suka sari kurma dan jintan hitam. Tapi hampir semua teman-teman saya yg konsumsi sari kurma dan jintan hitam bilang bahwa ASInya lancar sekali, banyak dan berlimpah.” (UI – Jogja)
Leave a Reply