Akhir-akhir ini, berita di TV banyak memuat tentang kenakalan-kenakalan remaja. Mereka sering terlibat tawuran antar sekolah, tawuran antar geng, kasus pencurian oleh remaja, kasus perkosaan, penyalahgunaan obat-obat terlarang, dsb. Tak henti-hentinya kita bertanya-tanya, mengapa ini bisa terjadi? Kesalahan siapakah sehingga anak-anak ini bisa terlibat dalam hal-hal yang berbahaya ini?
Kenakalan remaja bisa muncul karena banyak faktor.
Pertama, faktor keluarga. Remaja yang tumbuh dalam keluarga bermasalah atau mengalami disfungsi, miskin komunikasi dan kasih sayang antar anggota keluarga, permasalahan ekonomi, diskriminasi dalam keluarga, miskin pendidikan dari orangtua, tentulah tidak akan bisa tumbuh menjadi remaja yang baik.
Kedua, faktor lingkungan. Selain keluarga, lingkungan adalah faktor yang memainkan peranan penting dalam kehidupan remaja. Anak-anak yang tumbuh di jalanan, misalnya, atau di lingkungan kumuh, sangat rentan dengan kenakalan-kenakalan. Sekalipun mereka dicintai oleh orangtua mereka, namun jika tidak diikuti oleh lingkungan yang baik, maka jangan diharapkan mereka bisa tumbuh dengan baik pula.
Ketiga, faktor internal remaja. Kenakalan remaja biasanya timbul karena proses “pencarian” yang salah. Para remaja ini belum memiliki pemahaman terhadap dirinya dan juga terhadap emosinya. Emosi yang besar dan cenderung meledak-ledak biasanya mendorong remaja untuk “mencari sensasi” dalam tindak kenakalan remaja. Kecemburuan sosial serta rasa iri yang besar juga sering membuat remaja merasa “Tuhan tidak adil”, sehingga mereka marah pada dunia. Kemudian kemarahan itu dilampiaskan dengan berbagai bentuk kenakalan bahkan tindak kriminal.
Namun, jika kita menilik ulang kembali faktor-faktor di atas, sebenarnya intinya hanya ada satu poin: orang tua.
Orang tua yang mampu menciptakan sebuah keluarga yang harmonis, komunikasi dengan anak-anak lancar, mampu memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, mampu mengatasi persoalan-persoalan keluarga, mampu memilihkan lingkungan yang terbaik untuk tumbuh bagi anak-anak mereka, mampu memberikan arahan-arahan dan pemahaman akan nilai-nilai dan norma-norma terhadap anak-anak mereka; insya Allah bisa dipastikan akan menghindarkan anak-anak terlibat dalam segala macam bentuk kenakalan remaja.
Tidak ada orang tua yang sempurna. Tetapi, yang terbaik adalah mereka yang mau belajar menjadi orang tua yang lebih baik, dan lebih baik lagi.
Leave a Reply