Proses toilet training setiap anak berbeda. Dan tidak ada satu cara atau metode yang menjamin bahwa itu pasti berhasil pada semua anak. Kita hanya harus menyesuaikannya dengan anak-anak kita dan cara kita juga sebagai orang tua.
Nah, berikut ini ada beberapa cara atau metode toilet training yang mungkin salah satunya bisa Anda coba dalam proses toilet training Anda bersama si kecil.
Mode : Menunggu “Sinyal”
Memasuki usia 2 tahun, Anda perlu memperhatikan kesiapan si kecil untuk toilet training. Anda bisa meletakkan kursi toiletnya di kamar mandi, sambil melihat respon si kecil. Puji jika si kecil mau menggunakannya, namun jangan paksakan jika memang si kecil masih belum mau menggunakannya.
Umumnya, anak akan berhasil lebih cepat ketika mereka menunjukkan kesiapan mereka untuk toilet training. Tapi, ketika mereka ternyata belum siap, kitalah yang harus lebih bersabar lagi dan harus bersabar dengan anak yang masih menggunakan popok, sambil menunggu sinyal kesiapannya datang.
Mode : Target dan Fokus
Mode ini biasanya kita memerlukan waktu atau rentang khusus untuk melakukan toilet training. Misalnya, satu atau dua bulan sebelum masuk Play Group atau TK, Anda mentargetkan anak Anda sudah harus lulus toilet trainingnya.
Terus lakukan sounding beberapa bulan sebelumnya. Misal, “Adik, besok kita pipisnya di kamar mandi, ya,”. Atau semisalnya. Kemudian, ketika waktunya tiba, anak-anak harus terfokuskan dengan toilet trainingnya.
Ini artinya, kita harus selalu memantau, dan merutinkan anak untuk ke kamar mandi. Menungguinya, mencatat jadwalnya bila perlu.
Cara ini biasanya berhasil jika anak kooperatif. Tapi jika ternyata anak belum siap, biasanya bisa menjadi bumerang juga untuk kita, menjadi frustrasi dan emosi. Jadi, ketika Anda memilih metode ini, pastikan juga Anda siap untuk lebih bersabar menghadapi anak ketika mereka belum mau kooperatif. Atau, pilihlah strategi lain.
Mode : Training Pants
Ganti popok si kecil dengan training pants. Training pants ini bentuknya celana berbahan katun dengan bagian bawahnya lebih tebal untuk bisa menampung kurang lebih dua kali pipis.
Menggunakan celana khusus ini, anak-anak dapat merasakan sensasi basah ketika ia buang air kecil. Biasanya anak akan merasakan tidak nyaman dengan sensasi tersebut. Dan untuk tahap awal, Anda bisa meminta anak agar ia memberi tahu Anda ketika celananya basah. Atau secara berkala mencatat periode buang air si kecil untuk kemudian perlahan melepasnya.
Keuntungan dari celana training ini adalah anak menjadi lebih sadar akan fungsi tubuh mereka. Tapi di sisi lain, harga celana ini relatif mahal, butuh beberapa helai celana, dan hanya untuk dipakai dalam waktu yang relatif singkat. Kecuali, jika memang direncanakan untuk dilungsurkan ke adik-adiknya kelak, ya.
Mode : Pujian dan Reward
Anda bisa memberikan pujian berupa pelukan atau kata-kata penyemangat, dan minta setiap anggota keluarga melakukan ini untuk si kecil. Bisa juga dengan hadiah seperti stiker bintang untuk dikumpulkan anak setiap kali ia berhasil buang air di toilet. Tapi, jangan berlebihan juga ya.
Cara ini biasanya berhasil bagi sebagian anak yang sudah paham tentang pujian atau konsep reward. Menyenangkan bagi mereka untuk mendapatkan pujian atas usaha mereka atau mendapatkan stiker atau hadiah jalan-jalan ke tempat yang mereka sukai.
Catatannya, mungkin anak bisa menuntut selalu ada reward untuk setiap “kinerja” mereka di masa yang akan datang. Atau, semangat mereka bisa mengendur ketika tidak mendapatkan pujian dari Anda atau orang lain. Jadi, bijaklah dalam memberikan pujian dan reward ini.
Mode : Biarkan Basah
Biarkan anak menggunakan celana dalam biasa yang ia sukai. Dan biarkan jika memang ia masih ingin pipis di celananya. Sambil terus disounding untuk mau pipis di toilet, dan menunggunya sampai ia benar-benar mau sendiri ke toilet.
Cara ini barangkali paling berantakan. Tapi, jika Anda mau bersabar, bersusah payah mencuci baju dan celana berkali-kali (termasuk sprei), dan membiarkan anak menemukan kenyamanannya, cara ini mungkin bisa berhasil.
Leave a Reply