Rumah minim sampah, apa bisa?
Kebanyakan orang masih berpikir hal tersebut mustahil. Sama seperti saya dulu. Lha, kita ini konsumtif kok, nggak mungkin kalau nggak nyampah. Dalam artian, sampah itu kan ada karena ada proses konsumsi. Kita ini dikepung oleh berbagai macam kemasan plastik yang kebanyakan cuma sekali pakai lalu buang.
Minuman, makanan, sampo, sabun, minyak, tepung, bahkan sayur dan buah pun dikemas plastik. Gimana nggak nyampah tiap hari?
Gaya hidup zero waste itu ribet. Susah. Mustahil lah kalau jaman sekarang. Begitu kira-kira pikiran saya dulu.
Sampai kemudian…
Saya memberanikan diri untuk belajar lebih mendalam tentang zero waste. Mandiri, awalnya. Baca sana-sini. Mencoba dulu dari diri sendiri untuk berhenti memakai pembalut. Lalu mengurangi konsumsi kemasan plastik. Bawa tas belanja sendiri, bawa bekal dengan wadah sendiri, dan mulai memilah sampah organik dan non organik.
Rasanya tidak cukup.
Dan ketika suatu hari saya mendapatkan kesempatan untuk ikut dalam acara Zero Waste Moment, saya pun tidak ingin melewatkannya!
Dalam acara itulah saya menemukan buku ini : Menuju Rumah Minim Sampah, sebuah karya dari DK Wardhani yang biasa dipanggil Mba Dini.
Buku ini adalah buku yang sangat cocok untuk dijadikan panduan bagi para pemula yang ingin menerapkan zero waste home di rumah masing-masing. Sarat informasi dengan bahasa yang mudah dipahami, membuat zero waste yang rasanya mustahil, menjadi lebih jelas dan nyata dan lebih mudah.
Buku Menuju Rumah Minim Sampah ini terdiri dari 9 bab. Secara garis besar menggambarkan tentang :
- Kemana perginya sampah kita
- Fakta tentang sampah yang selama ini kita hasilkan
- Pola konsumsi keluarga
- Info grafis terkait sampah
- Apa itu gaya hidup minim sampah
- Cara memulai hidup minim sampah
- Tips tentang minim sampah, termasuk cara membuat komposter, lubang biopori, dan sabun lerak
- Jurnal hidup minim sampah
- Berbagai pertanyaan seputah sampah dan hidup minim sampah
- dan lain-lain
Ada yang unik dari buku ini adalah bagaimana penerbit juga 100% menghilangkan segel/bungkus plastik yang selama ini ada di hampir seluruh buku yang beredar. Penerbit menggunakan kertas berbentuk amplop sebagai pembungkusnya. Dan ternyata, keren banget!
Bagi teman-teman yang memang sedang belajar zerowaste seperti saya, in syaa Allah buku ini bermanfaat sekali untuk dibaca dan dipraktekkan isinya.
Leave a Reply