ETIKA MENITIPKAN ANAK KEPADA TEMAN ATAU TETANGGA

Terkadang, ada kondisi dimana kita mau tidak mau harus menitipkan anak kepada teman atau tetangga yang dekat dengan kita. Dalam keadaan darurat, tentu saja kita tidak melulu bisa langsung mengontak keluarga untuk datang ke rumah untuk menitipkan anak. Apalagi jika kita tinggal terpisah dan jauh dari keluarga besar. Maka yang paling dekat untuk kita mintai tolong adalah tetangga atau teman dekat di lingkungan rumah.

Tidak jarang, titip menitip anak ini juga terjadi dalam lingkup sekolah. Dalam lingkup sekolah yang tidak terlalu besar, apalagi yang di dalamnya terdapat kekompakan antar orangtua -khususnya para ibu-, secara alami titip menitip anak ini sering terjadi.

Namun, bahkan meski sudah sedekat apapun Anda dengan tetangga atau teman-teman Anda sesama wali murid di sekolah anak, tetap ada etika yang harus dijaga. Kita tidak bisa seenaknya menitipkan anak kepada tetangga atau teman dekat sekalipun. Karena mereka pun juga memiliki “kehidupan” yang harus tetap berlangsung, yang mungkin tidak bisa terus menerus “direcoki” dengan kehadiran anak-anak lain yang dititipkan kepada mereka.

  1. Harus benar-benar dalam keadaan yang “tepat”. Dalam hal ini, adalah kondisi darurat. Jika benar-benar tidak ada pilihan lain selain menitipkan anak kepada tetangga atau teman dekat di sekolah anak, lebih baik hindari. Anda harus cerdas memilah mana yang menjadi kondisi darurat dan mana yang masih bisa diakali tanpa harus menitipkan anak. Misal, jika Anda berencana pergi ke bank untuk mengurus sesuatu, maka perhitungkan waktu Anda untuk bisa sampai di sekolah anak tepat waktu saat ia keluar dari kelasnya. Datang ke bank lebih awal. Atau, datanglah setelah Anda menjemput si kecil dari sekolah. Atau jika antrean masih bisa ditolerir waktunya, Anda bisa menggunakan fasilitas “waktu tunggu” guru di sekolah. Umumnya, ada batas maksimal waktu penjemputan anak.
  2. Jangan terlalu sering menitipkan anak. Jika Anda ibu bekerja (dalam hal ini bekerja di luar rumah), tentunya menitipkan anak ke daycare atau orang yang memang sudah Anda pasrahi untuk mengasuh dan menjaga si kecil adalah hal yang sudah tepat. Namun jika Anda adalah ibu yang full di rumah (baik itu mengelola bisnis rumahan maupun tidak), maka terlalu sering menitipkan anak kepada teman atau tetangga bukanlah hal yang bijak. Alasan pergi belanja, mengirim barang, pekerjaan rumah belum selesai, dan yang semisal bukanlah hal yang seharusnya terjadi setiap hari. Perhitungkan waktu setepat mungkin untuk menghindari terlalu sering menitipkan anak. Dan jangan lupa, tahu waktu. Karena yang namanya “menitipkan” itu tentu waktunya singkat.
  3. Bawakan bekal dan keperluan lain untuk anak atau titipkan sejumlah uang. Jika Anda harus menitipkan anak kepada teman atau tetangga dekat, maka Anda harus sadar sepenuhnya bahwa kebutuhan anak Anda dalam masa penitipan tersebut adalah tanggungjawab Anda pribadi. Jangan sampai orang lain harus mengeluarkan biaya lebih untuk memenuhi keinginan anak Anda. Atau anak Anda harus mengambil hak milik anak lain yang tentunya itu merepotkan orang yang dititipi anak. Menjadi lebih peka adalah tindakan yang sangat bijak, sedekat apapun hubungan Anda.
  4. Pastikan Anda menitipkannya pada teman atau tetangga yang memang siap untuk dititipi anak. Menitipkan anak balita atau anak yang aktif dan eksploratif tentu saja harus kepada orang yang mampu menghadapinya. Tidak tepat jika menitipkannya kepada tetangga yang sudah sepuh, atau yang tidak mampu menghadapi keaktifan anak-anak kita.
  5. Selalu tanamkan etika dan adab bertamu kepada si kecil. Hal ini wajib. Jangan hanya karena masih anak-anak, lantas kita melakukan pembiaran dengan dalil “namanya juga anak-anak”. Tidak. Adab adalah hal yang harus ditanamkan sejak kecil, termasuk adab bertamu. Sebelum menitipkan anak kepada orang lain, pastikan bahwa Anda sudah mengarahkan mereka untuk tidak bersikap seenaknya. Misalnya, tidak masuk ke kamar pribadi tuan rumah seenaknya. Tidak bermain di kamar tidur, meloncat-loncat di kasur. Tidak juga sembarangan membongkar-bongkar barang milik tuan rumah. Ikut membereskan mainan yang sudah dimainkan. Dan yang semisalnya.
  6. Sekali lagi, lebih peka dan bertanggungjawablah. Bukan tidak mungkin, dalam masa penitipan tersebut anak-anak merusak sesuatu atau merebut sesuatu dari anak lain atau bertengkar. Se-cool atau sekalem apapun kepribadian Anda, bersikap cuek dalam hal ini adalah sesuatu yang sangat tidak bijak. Jika anak-anak berbuat kesalahan, dorong mereka untuk meminta maaf, dan Anda juga berbesar hati untuk meminta maaf kepada tuan rumah. Jika ada sesuatu yang rusak karena si kecil, ambillah tanggungjawab untuk menggantinya. Jika anak-anak membuat rumah berantakan, bantulah dengan sigap untuk membereskannya.

 

Gambar : Rumah Bunda

About bunda 426 Articles
Hai! Panggil saya Icha atau Bunda Fafa. Seorang perempuan biasa yang bangga menjadi istri dan ibu rumah tangga, dan ingin terus belajar untuk menjadi luar biasa dengan karya dan dedikasi. Saat ini saya berdomisili di Yogyakarta, bersama dengan suami saya tercinta, Mr. E, dan anak-anak kami, Fafa (2010) dan Faza (2014). Enjoy!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*


This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.