Ada orangtua yang berpendapat bahwa kemarahan orangtua terhadap anaknya adalah bentuk dari cinta terhadap mereka. Benarkah begitu?
Cinta dan amarah sebenarnya adalah dua hal yang saling bertentangan. Cinta adalah kasih sayang, luapan emosi yang penuh dengan kehangatan dan kasih. Sedangkan amarah sering kali ditafsirkan sebagai bentuk luapan emosi yang sarat dengan kebencian dan kemurkaan, ketidaksukaan seseorang terhadap sesuatu atau orang lain.
Pendapat bahwa amarah orangtua adalah salah satu bentuk cinta, sebenarnya bisa diterima oleh kita sebagai orang dewasa. Namun, bisakah anak-anak memahaminya? Tentu tidak.
Ketika kita memandangnya dari sudut kita sebagai orang dewasa, kita akan tahu, bahwa orangtua marah adalah karena tidak senang dengan perilaku buruk kita dan ingin kita menjadi orang yang baik. Tapi, pola pikir anak-anak tidaklah seperti itu. Ketika melihat orangtuanya marah, ia akan berpikir bahwa orangtuanya tidak mencintainya. Terlebih jika kemarahan itu sangat sering dimunculkan.
Jangan katakan Anda mencintai anak-anak Anda jika Anda tidak pernah mengungkapkannya pada mereka. Cinta itu harus diungkapkan dan harus ditunjukkan. Tidak bisa hanya diungkapkan tanpa ditunjukkan, atau sebaliknya, hanya ditunjukkan namun tidak diungkapkan.
Bagaimanapun, anak-anak adalah tanggungjawab setiap orangtuanya, dan hal yang paling mereka butuhkan dalam tahun-tahun pertama kehidupan mereka adalah cinta dengan “bahasa cinta” dari orangtua mereka. Mengapa? Karena hanya dengan cinta-lah, anak-anak itu akan tumbuh menjadi manusia-manusia yang tangguh dan berkualitas dalam menghadapi kehidupan mereka di masa depan.
Bagaimana cara mengungkapkan cinta dengan “bahasa cinta”?
1. Berikan mereka perhatian. Perhatian adalah hal yang sangat berharga dalam kehidupan Anda bersama anak-anak Anda. Kadang kala, anak-anak akan lebih suka berperilaku buruk dan mendapatkan hukuman dan pukulan demi mendapatkan perhatian orangtuanya, daripada tidak mendapatkan perhatian sama sekali. Anak-anak sangat haus akan perhatian orangtuanya, dan akan melakukan apa saja demi mendapatkannya. Untuk itulah, sebagai orangtua kita harus memberikan perhatian kepada mereka, sekecil apapun. Anak-anak tidak terlalu memusingkan soal harta benda, namun waktu dan kebersamaan Anda dengan mereka adalah hal paling pokok yang akan menjadi hadiah terindah dan terbesar bagi mereka. Sesibuk apapun Anda, ketika Anda memutuskan untuk menjadi orangtua, maka tanggungjawab Anda adalah memberikan mereka perhatian yang mereka butuhkan.
2. Jadilah contoh yang baik bagi mereka. Tahukah Anda bahwa setiap anak-anak memiliki tokoh idola atau karakter yang mereka banggakan? Mereka akan mencontoh setiap gaya, tingkah dan perilaku dari idola tersebut. Mereka sangat cepat menangkap karakter-karakter tersebut dari buku atau televisi yang mereka lihat. Mereka belajar dengan sangat cepat dari perilaku orang dewasa disekitarnya. Namun, sebagai orangtua, Anda adalah teladan yang paling penting bagi mereka. Kita semua mengharapkan anak-anak mengikuti apa yang kita katakan, bukan apa yang kita lakukan. Tapi, pola pikir anak-anak ternyata tidak demikian. Anak-anak lebih cepat menyerap dan menangkap apa yang mereka lihat dan mereka amati daripada apa yang dikatakan oleh orangtua mereka.
3. Dengarkan mereka. Pada dasarnya, anak-anak memiliki naluri untuk berbagi dengan orangtuanya. Bahkan sebelum mereka dapat berkata-kata pun, mereka telah mencoba mengkomunikasikannya dengan Anda, orangtuanya. Mereka membutuhkan pengakuan, membutuhkan pujian atas prestasi mereka, membutuhkan penenangan atas kegelisahan yang mereka rasakan. Sering kali, anak-anak menceritakan hal-hal yang Anda anggap tidak penting atau terlalu khayal. Namun, sekali lagi, jangan melihat dari sudut pandang Anda. Lihatlah dari sudut pandang dunia mereka. Sekalipun itu merupakan sebuah cerita yang khayal dan hanya ada dalam ilusi mereka, Anda tetap harus mendengarkannya untuk kemudian meluruskannya. Ingatlah, bahwa dengan mendengarkan mereka di saat mereka berbicara, berarti Anda telah mengajari mereka satu poin penting : yakni Anda mengajarinya untuk mendengarkan Anda di saat Anda sedang bicara. Anda dan anak-anak Anda akan belajar untuk saling menghormati, dan itulah yang akan mengikat kebersamaan Anda dengan mereka.
4. Disiplinkan mereka dengan cinta. Memang, ada orangtua dengan watak dan karakter yang keras. Kedisiplinan dalam kacamata mereka adalah dengan kekerasan, ancaman, dan amarah. Akan tetapi, ini tidak bisa dibenarkan. Anak-anak belum dapat berpikir sebagaimana orang dewasa berpikir. Ketika kita ingin mendisiplinkan mereka, maka kita harus mendisiplinkannya dengan cinta, dengan bahasa yang dimengerti dan dipahami oleh mereka. Kita mengajarinya untuk bertanggungjawab, dengan bahasa cinta. Berikan panduan yang jelas dan adil, dan berikan ia kesempatan untuk menjelajahi dunianya dengan aman.
5. Motivasi mereka. Ketika kita memberikan motivasi dan dorongan kepada mereka, maka kita telah membantu mereka dalam membangun harga diri dan kepercayaan diri mereka. Ketika mereka membuat sebuah prestasi, biarkan mereka tahu bahwa Anda mengetahui prestasi mereka dan menghargai mereka. Hargai dan dukung mimpi-mimpinya. Berikan mereka semangat dan kekuatan untuk menggapai cita-cita mereka. Sebagai orangtua, kita tidak bisa selalu menuntut mereka. Bukan, bukan dengan tuntutan. Tapi dengan dorongan dan motivasi, serta penghargaan atas setiap hal baik sekecil apapun yang telah mereka lakukan.
6. Berbagi cerita dengan mereka. Sebagai orangtua, Anda tentu telah memiliki banyak pengalaman dan mengalami banyak kejadian-kejadian dalam hidup Anda. Tidak ada salahnya Anda membagi kisah Anda dengan mereka. Terutama kisah-kisah yang mampu menjadi inspirasi dan motivasi bagi mereka. Anak-anak sangatlah ingin tahu akan kehidupan dunia di sekelilingnya. Maka kita sebagai orangtua adalah jendela bagi mereka. Dengan berbagi cerita dengan mereka, Anda telah mengenalkan dunia pada mereka, dan membuat mereka merasa menjadi bagian dari kehidupan, dan mereka tahu bahwa mereka harus berjuang untuk itu. Ketika Anda berbagi cerita dengan mereka, mereka juga akan merasa dipercaya oleh Anda, sehingga mereka pun tidak akan takut untuk mempercayai Anda dan membagi ceritanya kepada Anda.
7. Berikan cinta tanpa syarat. Cinta yang Anda tunjukkan pada anak-anak Anda perlu tanpa syarat. Anak-anak harus tahu bahwa cinta bukanlah hadiah bagi perilaku baik. Namun, ia harus tahu bahwa cinta Anda utuh sepenuhnya karena siapa dia, bukan karena apa yang ia lakukan. Anak-anak harus tahu bahwa Anda mencintai mereka dalam setiap situasi. Dengan demikian, mereka akan merasa aman, bahkan di saat mereka melakukan kesalahan sekalipun, Anda sebagai orangtua akan tetap ada bersamanya dan membantunya untuk memperbaiki kesalahannya.
8. Tegaskan dengan kata-kata. Ada orang yang memang sangat kaku dan begitu sulit untuk mengatakan, “aku menyayangimu”. Walaupun bahasa tubuh mereka telah mengatakan hal tersebut. Namun, tidak ada salahnya kita belajar untuk menjadi lebih terbuka dan berani mengatakan cinta kita terhadap anak-anak kita di hadapan mereka. Tidak sulit untuk belajar mengatakan, “Nak, ayah mencintaimu. Ayah sangat sayang padamu dan ayah bangga bisa memilikimu.”. Sangat tidak sulit. Penegasan dengan kata-kata ini adalah penutup yang sangat berharga bagi mereka, sekaligus menambah keyakinan mereka bahwa Anda benar-benar mencintai mereka.
Leave a Reply